Kolaborasi bareng beautysquad kali ini bener-bener menangtang buat aku. Terlebih karna temanya yang didedikasikan untuk memperingati hari buku internasional.
Jadi, aturan kolaborasi kali ini kita bisa memilih salah satu karakter yang ada di buku untuk dibuat inspirasi makeup. Nah, karakter yang aku pilih adalah karakter 'Srintil' yang diceritakan dalam buku 'Ronggeng Dukuh Paruk'.
Aku sengaja memilih karakter dalam buku tersebut karna memang kisah yang ditulis sangat menginspirasi. Terkisahkan bagaimana masyarakat yang tak pernah menyentuh pendidikan akrab dengan kemiskinan. Juga kebudayaan dan kepercayaan yang mereka yakini harus lestari. Alur kisahnya disusun apik dan realiatis. Memuat bahasan tabu yang jarang didiskusikan, namun benar adanya. Bahkan kisahnya telah diadaptasi untuk naik ke layar lebar dengan judulnya "Sang Penari".
Dalam buku tersebut digambarkan bagaimana sebuah desa bernama 'Dukuh Paruk'. Sebuah desa kecil yang berada ditengah pesawahan. Namun, warganya sehari-hari masih saja kelaparan. Beras adalah makanan mewah yang hanya dimakan saat panen. Jika musim kemarau, perut mereka sudah cukup diganjal dengan gaplek. Sehari-hari mereka tak mengenal istilah kenyang. Bukan karna serakah, namun memang bahan makanan tak pernah melimpah untuk mereka.
Dukuh Paruk konon lahir dari perpaduan antara sumpah serapab dan juga kemesuman. Begitulah yang mereka percayai. Dukuh Paruk tak bernyawa tanpa keduanya. Maka keeberadaan ronggeng menjadi sangat berarti bagai mereka. Bahkan dinilai sebuah keberkahan.
Strintil yang masih belia saat itu dipercaya telah disemayami arwah ronggeng dalam dirinya. Meski dengan senang hati Srintil akan menari di kelilingi banyak orang. Namun, syarat menjadi ronggeng bukanlah hal yang mudah baginya. Ia harus melewati beberapa ritual. Salah satu ritual terberatnya adalah ritual 'bukak klambu'. Dimana Srintil harus diperjualkan keperawanannya.
Setelah menjadi ronggeng, Srintilpun masih merasa jiwanya terikat. Ia harus menjadi perempuan milik bersama. Sentuhan sudah menjadi hal yang biasa baginya.
Makeup
Nah, untuk makeup yang aku buat kali ini aku berusaha untuk menggambarkan kembali sosok Srintil. Dalam bukunya sendiri Srintil digambarkan dengan gadis yang cantik. Dalam usianya yang masih belum genap 17 tahunan. Kulitnya digambarkan bersih dan putih.
Disini aku fondation yang warnanya sedikit lebih gelap dari kulitku. Ya, meskipun seperti yang aku bilang sebelumnya bahwa katanya kulit srintil ini putih. Namun, ukuran putih itukan relatif ya. Haha, tapi kuingin bikin kulit eksotis gitu lho. Biar kayak anak desa yang suka main kesawah. Tapi versi lebih kalem.
Aku juga campur warna kuning gading diatas fondation sebelumnya. Karna dalam buku itu ditulis kulit Srintil dibauri kunyit sehingga mengkilap. Makanya aku juga gak ngeset muka aku pake bedak. Jadi bener-bener mengkilat basah gitu. Cuma jangan ditiru ya kalo pengen makeupnya awet. Apalagi kalo matanya gampang ngecrease kayak aku. Cuma gakpapalah kalo buat foto-foto doang. Haha.
Terus untuk lipstiknya kupake lipstik merah yang diombre. Aslinya sih biar kayak abis nyirih gitu lho. Soalnya di buku itu dikisahkan Srtintil diharuskan untuk menyirih dulu sebelum pentas.
Terakhir untuk matanya super simpel banget. Aku cuma pake eyeliner tipis sama maskara. Biar matanya gak layu gitu. Alisnya juga kuisi natural aja.
Yang lainnya juga gak kalah keren lho makeupnya. Keren-keren kan semuanya.... Rasanya karakter dalam bukunya itu hidup kembali ya.
Jangan lupa mampir juga ya ke blognya Detia Putri. Jadi dia tuh bikin look yang terinspirasi dari kisah Geisha. Liat deh bibir merah dibawah itu. Membawa dan menggoda banget kan...