Minggu, 27 Agustus 2017

Gadis Tangguh di Belakang Punggungmu




Apakah kamu tau, bahwa aku bangga atas tiap pencapaian mu. Aku bahagia, tiap mendengar laporan keberhasialmu. Tiap kemajuan yang kamu tunjukan atas mimpi mu. Meskipun begitu, tiap kesulitanmu, gelisahmu, ragumu, terpurukmu, juga merupakan hal yang menarik bagiku. Sebab saat itulah aku bisa punya alasan untuk memberikan uluran tangan yang lebih padamu. Jika boleh, aku bisa saja memberi semua yang kupunya untukmu. Memberimu adalah kebahagian tersendiri bagiku. Begitulah pola pikir aneh dari gadis yang mengagumimu ini.

Meskipun memberi dan membantu terlihat begitu sederhana untuk menciptakan bahagia. Namun, tak dapat dibohongi, bahwa ada keegoisan diri ini. Gadis yang mengagumi mu ini, ingin selalu diingat dibalik pencapaianmu. Dia ingin menjadi gadis penting di tiap langkahmu. Dia ingin menjadi salah satu alasan dari tiap pencapaianmu. Dia ingin menjadi solusi dari tiap terpurukmu. Sungguh, gadis yang mengagumimu ini nyatanya sangat egois.

Mungkin ada hal yang tidak kamu ketahui dari gadis yang memujamu ini. Gadis ini seringkali sibuk untuk mencari strategi agar selalu terlibat dalam tiap prosesmu. Gadis ini tak akan sanggup jika hanya berpasrah pada skenario alur cerita yang Tuhan tulis. Gadis yang memujamu, ingin selalu menjadi peran yang penting dari kisah berhasilmu. Karna itulah, gadis ini mencari cara, untuk membuat keadaan yang bisa memaksamu untuk membutuhkannya, mencarinya. Saat itulah ia merasa penting. Maka sebutlah, bahwa aku adalah gadis tangguh dibelakang punggungmu.

Ah, mungkin gadis ini memang terlalu banyak membaca penggalan kisah inspiratif wanita luar biasa dibalik kehebatan pria. Terlalu banyak menelannya, tanpa berfikir lebih luas lagi. Memang kisahnya selalu tampak indah. Karna hal terburuknya adalah aib yang tak akan diceritakan. Dalam pikirannya, terbayang para wanita tangguh yang diharapkan. Mimpinya adalah menjadi seperti mereka, bagimu. Gadismu ini ingin tumbuh menjadi wanita tangguh bersamamu. 
 
Bukan hanya menjadi suporter yang berteriak saat dirimu bertanding diatas panggung. Apalagi hanya menonton saat kamu sibuk menyiapkan segala bekal saat berlatih. Gadis yang memujamu ini ingin berbuat lebih dari itu. Bukan hanya sebagai pendoa dari berhasilmu, tapi ikut menanggung susah dari kerja kerasmu. Bukan hanya pendengar dari keluhmu, tapi juga pemberi jawaban dari masalah itu. Gadis yang memujamu ini ingin ikut memiliki suksesmu. Ingin ikut merasakan sakit kerjamu. Begitulah caranya mendapatkan peran penting dari kisah berhasilmu.

Tapi, coba kita lihat lagi. Pasti ada bagian penggalan kisah inspiratif yang belum terbaca dengan jelas kalimat nya. Benar, coba lihat, pahami, lebih dalam dan luas lagi. Tidak semua wanita tangguh dibalik kehebatan pria berbuat sesuatu. Adakalanya, wanita harus menunggu, membiarkan, berpasrah dan mempercayakan. Memaksa untuk berbuat sesuatu hanya akan membuat kita terlihat begitu egois. Padahal bukankah kita mempercayai kerja tim itu?.

Sesekali, menunggulah, jadilah penonton di ujung panggung, bersoraklah atas usahanya, dan lihatlah bagaimana pencapaian tak kalah indahnya saat kita hanya diam. Berpasrahlah, kini cobalah hanya berdoa, tanpa perlu memaksa keadaan. Rasakan rezki Tuhan yang terasa lebih indah, hingga kita hanya bisa mengucap syukur semampunya. Biarkanlah, percayakan, lelaki yang diharapkan ini menjalankan kodratnya sebagai pemimpin. Untuk apa dipengaruhi, aku mempercayai keputusan mu.

Hei gadis, kita sudah banyak dipengaruhi jaman. Kita yang tidak ingin terlihat hanya diam. Yang tidak mau untuk kalah, apalagi mengalah. Kita terlalu egois saat ini. Padahal hidup bukan ajang untuk mendominasi. Bukankah kita bersama punya mimpi?. Kita dan lelaki itu akan menjadi tim hebat yang kokoh berdiri diatas kehidupan yang semakin kejam. Dan bukankah tim yang hebat itu harusnya saling berbagi peran?, bukan hanya ingin menunjukkan keunggulan diri. Mungkin ini waktu yang tepat untuk kita kembali diam. Kembali menunggu, membiarkan, berpasrah, dan mempercayakan. Tidak, kita tidak akan menjadi lemah saat diam. Sebab saat itulah, kita sedang menjaga diri, untuk tidak egois dan mendominasi. Kita juga tak akan terlihat kolot dan terbelakang saat diam. Sebab disitulah kita sedang membiarkan sesuatu untuk tumbuh lebih hebat lagi. Bukankah kita akan terlihat begitu cerdas, pengertian, dan mampu menjaga diri, gadis?.

Saat ini, kita terlalu banyak berbicara apakah peran kita?. Hingga kita lupa untuk mendengar, bahwa lelaki perlu dipercayai untuk saling tumbuh. Jadi lelaki, memimpinlah seperti kodratmu, jadilah lelaki yang diharapkan. Setelah berhasilmu, kita akan bangun rumah kecil diatas janji yang kau ikrarkan atas jabat tanganmu pada keluargaku. Dan aku akan mematuhi sebagaimana kewajibanku atas agama. Hingga suatu hari kamu akan bergumam. Bahwa aku telah tumbuh menjadi wanita tangguh yang diimpikan itu.


Dari gadis yang memujamu, yang ingin tumbuh menjadi wanita tangguh bagimu.