Apakah kamu tau, bahwa aku bangga atas tiap pencapaian mu. Aku
bahagia, tiap mendengar laporan keberhasialmu. Tiap kemajuan yang kamu tunjukan
atas mimpi mu. Meskipun begitu, tiap kesulitanmu, gelisahmu, ragumu,
terpurukmu, juga merupakan hal yang menarik bagiku. Sebab saat itulah aku bisa punya
alasan untuk memberikan uluran tangan yang lebih padamu. Jika boleh, aku bisa
saja memberi semua yang kupunya untukmu. Memberimu adalah kebahagian tersendiri
bagiku. Begitulah pola pikir aneh dari gadis yang mengagumimu ini.
Meskipun memberi dan membantu terlihat begitu sederhana
untuk menciptakan bahagia. Namun, tak dapat dibohongi, bahwa ada keegoisan diri
ini. Gadis yang mengagumi mu ini, ingin selalu diingat dibalik pencapaianmu. Dia
ingin menjadi gadis penting di tiap langkahmu. Dia ingin menjadi salah satu
alasan dari tiap pencapaianmu. Dia ingin menjadi solusi dari tiap terpurukmu.
Sungguh, gadis yang mengagumimu ini nyatanya sangat egois.
Mungkin ada hal yang tidak kamu ketahui dari gadis yang
memujamu ini. Gadis ini seringkali sibuk untuk mencari strategi agar selalu
terlibat dalam tiap prosesmu. Gadis ini tak akan sanggup jika hanya berpasrah
pada skenario alur cerita yang Tuhan tulis. Gadis yang memujamu, ingin selalu
menjadi peran yang penting dari kisah berhasilmu. Karna itulah, gadis ini mencari
cara, untuk membuat keadaan yang bisa memaksamu untuk membutuhkannya, mencarinya. Saat
itulah ia merasa penting. Maka sebutlah, bahwa aku adalah gadis tangguh
dibelakang punggungmu.
Ah, mungkin gadis ini memang terlalu banyak membaca penggalan
kisah inspiratif wanita luar biasa dibalik kehebatan pria. Terlalu banyak
menelannya, tanpa berfikir lebih luas lagi. Memang kisahnya selalu tampak indah.
Karna hal terburuknya adalah aib yang tak akan diceritakan. Dalam pikirannya,
terbayang para wanita tangguh yang diharapkan. Mimpinya adalah menjadi seperti
mereka, bagimu. Gadismu ini ingin tumbuh menjadi wanita tangguh bersamamu.
Bukan hanya menjadi suporter yang berteriak saat dirimu
bertanding diatas panggung. Apalagi hanya menonton saat kamu sibuk menyiapkan segala
bekal saat berlatih. Gadis yang memujamu ini ingin berbuat lebih dari itu.
Bukan hanya sebagai pendoa dari berhasilmu, tapi ikut menanggung susah dari kerja kerasmu.
Bukan hanya pendengar dari keluhmu, tapi juga pemberi jawaban dari masalah itu.
Gadis yang memujamu ini ingin ikut memiliki suksesmu. Ingin ikut merasakan
sakit kerjamu. Begitulah caranya mendapatkan peran penting dari kisah berhasilmu.
Tapi, coba kita lihat lagi. Pasti ada bagian penggalan kisah
inspiratif yang belum terbaca dengan jelas kalimat nya. Benar, coba lihat, pahami,
lebih dalam dan luas lagi. Tidak semua wanita tangguh dibalik kehebatan pria
berbuat sesuatu. Adakalanya, wanita harus menunggu, membiarkan, berpasrah dan
mempercayakan. Memaksa untuk berbuat sesuatu hanya akan membuat kita terlihat
begitu egois. Padahal bukankah kita mempercayai kerja tim itu?.
Sesekali, menunggulah, jadilah penonton di ujung panggung,
bersoraklah atas usahanya, dan lihatlah bagaimana pencapaian tak kalah indahnya
saat kita hanya diam. Berpasrahlah, kini cobalah hanya berdoa, tanpa perlu
memaksa keadaan. Rasakan rezki Tuhan yang terasa lebih indah, hingga kita hanya
bisa mengucap syukur semampunya. Biarkanlah, percayakan, lelaki yang diharapkan
ini menjalankan kodratnya sebagai pemimpin. Untuk apa dipengaruhi, aku
mempercayai keputusan mu.
Hei gadis, kita sudah banyak dipengaruhi jaman. Kita yang
tidak ingin terlihat hanya diam. Yang tidak mau untuk kalah, apalagi mengalah. Kita terlalu
egois saat ini. Padahal hidup bukan ajang untuk mendominasi. Bukankah kita bersama punya mimpi?. Kita dan lelaki itu akan menjadi tim hebat yang kokoh berdiri diatas kehidupan yang semakin kejam. Dan bukankah tim yang hebat itu harusnya saling berbagi peran?, bukan hanya ingin menunjukkan keunggulan diri. Mungkin ini waktu yang tepat untuk kita kembali diam. Kembali
menunggu, membiarkan, berpasrah, dan mempercayakan. Tidak, kita tidak akan menjadi lemah saat diam. Sebab saat itulah, kita sedang menjaga diri, untuk tidak egois dan mendominasi. Kita juga tak akan terlihat kolot dan terbelakang saat diam. Sebab disitulah kita sedang membiarkan sesuatu untuk tumbuh lebih hebat lagi. Bukankah kita akan terlihat begitu cerdas, pengertian, dan mampu menjaga diri, gadis?.
Saat ini, kita terlalu banyak berbicara
apakah peran kita?. Hingga kita lupa untuk mendengar, bahwa lelaki perlu
dipercayai untuk saling tumbuh. Jadi lelaki, memimpinlah seperti kodratmu, jadilah lelaki yang diharapkan. Setelah
berhasilmu, kita akan bangun rumah kecil diatas janji yang kau ikrarkan atas
jabat tanganmu pada keluargaku. Dan aku akan mematuhi sebagaimana kewajibanku
atas agama. Hingga suatu hari kamu akan bergumam. Bahwa aku telah tumbuh
menjadi wanita tangguh yang diimpikan itu.
Dari gadis yang memujamu, yang ingin tumbuh menjadi wanita tangguh bagimu.